spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaTolak Kapal Migran Berlabuh, Prancis Kutuk Sikap Italia
Kamis, Mei 2, 2024

Tolak Kapal Migran Berlabuh, Prancis Kutuk Sikap Italia

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, PARIS – Adalah Kapal Ocean Viking, kapal penyelamat migran yang dioperasikan oleh SOS Mediterranee, mengangkut 234 migran di dalamnya, termasuk lebih dari 40 anak di bawah umur tanpa pendamping dan empat anak di bawah usia 4 tahun.

Beberapa dari mereka telah terdampar di kapal selama 19 hari. Pada Selasa, 8 November 2022, SOS Mediterranee mengatakan bahwa mereka telah mengirim permintaan Tempat Keselamatan kepada otoritas Prancis dan diperkirakan akan tiba di perairan internasional dekat Corsica pada 10 November.

Sebelumnya, Kapal tersebut meminta izin untuk berlabuh di pelabuhan Italia setiap hari sejak 27 Oktober tetapi berulang kali ditolak.

“Situasi di kapal Ocean Viking mencapai batas kritis. Kami menghadapi konsekuensi yang sangat parah, termasuk risiko hilangnya nyawa,” kata Xavier Lauth, Direktur Operasi SOS Mediterranee, dalam sebuah pernyataan, pada Selasa, 8 November 2022.

“Kesehatan fisik dan psikologis para penyintas dan kru telah kelelahan karena terkatung-katung di laut selama lebih dari dua minggu.” tambahnya.

Merespon penolakan otoritas Italia, Pemerintah Prancis telah mengutuk Roma karena tidak mengizinkan para migran yang diselamatkan diturunkan ke tanah Italia. Paris mengatakan, sikap Italia terhadap kapal migran ‘tidak dapat diterima’.

BACA JUGA  KSBSI Gugat UU No.6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja, Simak 8 Poin Alasannya

RT.com melaporkan, Italia telah melanggar norma-norma UE dengan menolak mengizinkan kapal penyelamat amal yang membawa lebih dari 200 migran untuk berlabuh di pelabuhannya, kata pemerintah Prancis. Setelah ditolak oleh Italia, kapal meminta izin untuk menurunkan para migran di Prancis.

“Sikap pemerintah Italia saat ini … tidak dapat diterima,” Olivier Veran, juru bicara pemerintah Prancis, mengatakan kepada radio France Info pada hari Rabu. “Kapal itu berada di perairan teritorial Italia. Ada aturan Eropa yang sangat jelas yang telah diterima oleh Italia … Kapal ini dimaksudkan untuk diterima oleh Italia.”

Veran menambahkan bahwa Roma harus “memainkan perannya dan menghormati komitmen Eropanya” dengan mengizinkan kapal itu berlabuh di pantainya. Juru bicara itu mengatakan pihak berwenang Prancis sedang memantau situasi dengan kapal saat negosiasi dengan Italia sedang berlangsung.

Kemarahan itu muncul setelah Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa yang menyiratkan bahwa Paris telah setuju untuk menerima Ocean Viking, sebuah kapal yang dioperasikan oleh SOS Mediterranee, sebuah kelompok yang menyelamatkan para migran di laut.

BACA JUGA  Krisis Energi Eropa Hantam Hubungan Prancis-Jerman

“Kami menyampaikan penghargaan kami yang tulus atas keputusan Prancis untuk berbagi tanggung jawab atas darurat migrasi, yang sampai sekarang berada di pundak Italia dan beberapa negara Mediterania lainnya, dengan membuka pelabuhannya ke Ocean Viking,” kata pernyataan itu. Padahal Prancis belum mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengizinkan kapal itu berlabuh.

Menurut badan amal tersebut, 234 orang di kapal Ocean Viking diambil dari kapal yang tidak layak laut dan penuh sesak, beberapa di antaranya lebih dari dua minggu lalu.

Direktur Mediterranee SOS Sophie Beau mengatakan kepada AFP pada hari Selasa bahwa kapal itu berlayar di perairan Sisilia dan bahwa perjalanan ke Prancis akan memakan waktu setidaknya dua hari. Dia mengatakan bahwa situasi di kapal telah “mencapai titik kritis.”

Giles Simeoni, kepala Dewan Eksekutif Corsica, mengatakan pada hari Selasa bahwa, “untuk menghindari hilangnya nyawa manusia,” pulau Prancis siap untuk sementara menerima kapal itu ke salah satu pelabuhannya. Beberapa kapal yang dioperasikan oleh kelompok penyelamat saat ini sedang menunggu izin untuk berlabuh di pelabuhan Eropa.

BACA JUGA  Perangi Eksploitasi Pekerja Migran di Mauritius

Pada hari Minggu, Italia mengizinkan tiga kapal untuk menurunkan muatan kelompok migran tertentu di Sisilia dan Calabria. Menteri Dalam Negeri Matteo Piantedosi mengatakan, bagaimanapun, bahwa mereka yang tidak memenuhi syarat sebagai “rentan” harus meninggalkan perairan Italia.

Sementara itu, Koordinator Pencarian dan Penyelamatan kapal, Nicola Stalla, sementara itu mengatakan bahwa “dalam beberapa hari terakhir, hukum maritim dan kemanusiaan dilanggar secara terang-terangan di Sisilia, dengan penerapan proses penurunan penumpang yang selektif dan diskriminatif dari orang-orang yang diselamatkan oleh kapal LSM Humanity 1 dan Geo Barents.”

Pemerintah sayap kanan baru Italia mengizinkan kapal Humanity 1 dan Geo Barents, yang masing-masing dioperasikan oleh SOS Humanity dan Médécins Sans Frontires (MSF), untuk berlabuh sementara di Sisilia pada 5 dan 6 November.

[*/REDKBB]

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :