spot_img
spot_img
spot_img
BerandaAdvertorialMengapa Bus Buatan Laksana Disukai di Bangladesh?
Sabtu, April 27, 2024

Mengapa Bus Buatan Laksana Disukai di Bangladesh?

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Produsen Karoseri Laksana tergolong sukses mengeskpor Bus Double Decker ke Bangladesh dalam 2 tahap.

Sebelumnya pada Maret 2020, sudah ada dua bus dengan basis Legacy SR2 Double Decker yang lebih dahulu berangkat ke Bangladesh. Kemudian sisanya yakni delapan unit baru diberangkatkan pada Februari 2021.

Pengiriman bus ke Bangladesh memang terpengaruh adanya Covid-19, sehingga tidak bisa sekaligus.

Diketahui, Produk bus buatan karoseri Laksana cukup populer di Bangladesh. Bahkan karoseri bus asal Ungaran, Jawa Tengah ini sudah mengekspor bus jenis high decker dan bus double decker ke salah satu Perusahaan Otobus (PO) di negara tetangga India tersebut.

Mengapa bus buatan Laksana disukai PO di sana?

BACA JUGA  Ditangkap dan Dipenjara di Jepang, Mantan Bos Nissan Tuntut 1 Miliar USD

Melansir detik.com disebutkan, Brand & Marketing Communication Manager Laksana, Candra Dewi mengatakan, Laksana sebetulnya sudah mengekspor lebih dari 200-an bus ke berbagai negara. Namun untuk pasar Bangladesh ini memang tergolong baru.

“Tahun 2019 lalu kita mengekspor perdana ke Bangladesh sebanyak 4 bus Legacy SR2 XHD Prime. Dan tahun 2020 kita mengekspor 10 unit bus Legacy SR2 Double Decker Laksana,” kata Dewi, kepada detikOto, belum lama ini.

Menurut Dewi, industri Karoseri Laksana sudah cukup maju dibandingkan dengan kompetitor di Bangladesh, sehingga tak heran jika PO di sana rela jauh-jauh beli produk bus ke Indonesia.

“Secara desain, kualitas produk kita bisa diterima sangat baik di sana, bahkan beberapa produk kita menjadi inspirasi untuk beberapa karoseri bus di sana,” sambung Dewi.

BACA JUGA  Buruh ke PT Kemfood: Kemana Iuran BPJS Ketenagakerjaan Selama 1,5 Tahun?

Dewi menjelaskan jika bus double decker Laksana yang dikirim ke Bangladesh menggunakan tipe sasis yang berbeda dengan tipe sasis yang dipasarkan di Tanah Air.

“Di Bangladesh pakai tipe sasis low entry, sehingga dimungkinkan adanya akses dari kabin pengemudi ke kabin penumpang bagian bawah. Dan di Indonesia saat ini belum bisa. Dan secara dimensi juga berbeda, oleh karena regulasi yang ada di Indonesia membatasi bus double decker dengan panjang tidak lebih dari 13,5 meter, sedangkan di Bangladesh dimungkinkan lebih dari 14 meter,” ujar Dewi. [*/REDKBB]

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :