spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaRekson Silaban: Pergerakan Memerlukan Musuh Bersama
Selasa, April 30, 2024

Rekson Silaban: Pergerakan Memerlukan Musuh Bersama

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, DEPOK – Bagi Rekson Silaban serikat buruh itu penting sebagai wadah menguatkan posisi runding buruh. Ia menjadi saksi sejarah ketika Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) berjuang membebaskan buruh dari ketakutan berkumpul dan berorganisasi, dalam sebuah gerakan buruh independen yang pertama di Indonesia.

Gerakan itu berkembang ke Serikat Buruh independen lainnya. Namun begitu, tidak ada gerakan yang tidak akan berakhir. Bagi Rekson Silaban, berakhir atau tidaknya sebuah gerakan, semua bergantung pada generasi yang membuat gerakan tersebut menjadi lebih lama atau lebih cepat berakhir.

“Jadi tak ada gerakan yang tidak akan berakhir,” ujar Rekson Silaban saat memberikan materi di Kongres VI Kamiparho di Depok, yang dinukil Kantor Berita Buruh dari situs resmi kamiparho.org, Rabu (2/5/2021).

BACA JUGA  Gonta Ganti Konsep Upah Minimum

Dalam bukunya yang berjudul “Pergerakan Tanpa Batas”, Ia mengingatkan, betapa kapitalisme dan mantra pertumbuhan ekonomi melahirkan banyak defisit kemanusiaan: eksploitasi lingkungan, perlombaan efisiensi melahirkan ketimpangan, kemiskinan, degradasi lingkungan.

“Karena itu salah satu syarat munculnya gerakan adalah ‘pergerakan memerlukan musuh bersama’ sebagai penyebab ketidakpuasan (discontent). Inilah pemicu lahirnya koalisi,” tandas Rekson Silaban. (Buku Pergerakan Tanpa Batas, hal 232).

Namun begitu, ia mengingatkan, tidak boleh serikat buruh menjadikan pengusaha itu sebagai lawan.

“Serikat buruh juga tidak boleh menjadikan pemerintah sebagai lawan.” katanya, sebab serikat buruh terlibat dalam bipartit, maka menjadi rancu jika pengusaha dan pemerintah dianggap sebagai musuh.

“Pengusaha dan pemerintah adalah mitra serikat pekerja,” tandasnya. (*/REDKBB).

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :