spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaKisah Spionase Busuk Intelijen Asing di Indonesia
Jumat, Mei 3, 2024

Kisah Spionase Busuk Intelijen Asing di Indonesia

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Kisah agen-agen asing yang melakukan operasi busuk di Indonesia sempat menggegerkan beberapa tahun lalu. Operasi intelijen asing itu tercatat pernah dilakukan oleh agen mata-mata Amerika Serikat, Uni Soviet dan Australia.

Dalam operasi, mereka tidak saja melakukan penyadapan namun juga banyak melakukan aksi spionase yang menggegerkan dan umumnya dibantu oleh para Pengkhianat bangsa Indonesia.

Secara umum, posisi strategis secara geopolitik membuat semua informasi tentang Indonesia diburu oleh pihak asing. Apalagi Indonesia kaya dengan sumber daya alam. Operasi senyap para intel asing ini kemudian terungkap, berbeda pula perlakuan yang ditunjukkan pemerintah.

Berikut adalah aksi busuk spionase agen-agen asing yang terungkap di Indonesia seperti dikutip Kantor Berita Buruh dari situs Merdeka.com:

Aksi Allen Pope

Allen Lawrence Pope adalah seorang tentara bayaran yang ditugasi CIA dalam berbagai misi. Salah satu misinya di Indonesia membantu pemberontakan PRRI/Permesta. Dia tertangkap oleh TNI ketika usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan pesawat pembom B-26 Invader AUREV.

BACA JUGA  Benarkah Kebijakan UMP di Jakarta Bisa Untungkan Pengusaha Nakal?

Pesawatnya ditembak jatuh oleh P-51 Mustang milik Angkatan Udara Republik Indonesia yang diterbangkan oleh Ignatius Dewanto.

Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Allen Pope menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.

Tertangkapnya Pope membuat Amerika menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk mengguncang Bung Karno dihentikan sementara.

Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Bung Karno main tarik ulur dengan pembebasan Pope hingga kemudian dia dilepas. Menurut Soekarno, dia tidak tega terhadap tangis istri Pope. Rumor menyebutkan, Pope ditukar dengan 10 pesawat Hercules. Rumor lain menyebutkan Pope ditukar dengan bantuan pembangunan jalan by pass.?

Intel Soviet dan Pengkhianat Bangsa

Jaringan intelijen Uni Soviet pernah beraksi di Jakarta pada 1982. Seorang perwira tinggi TNI Letkol Soesdarjanto membocorkan dokumen data-data kelautan Indonesia kepada Alexandre Finenko, intel yang mengepalai kantor cabang maskapai Aeroflot di Jakarta.

Soesdarjanto ditangkap di sebuah rumah makan saat menyerahkan dokumen kepada atase militer Soviet, Sergei Egorov.

BACA JUGA  Buruh Purwakarta Ancam Demo Bila UMK Tak Naik 13 Persen

Finenko ditangkap 6 Februari 1982, mogok makan hingga dideportasi pada 13 Februari. Sejak saat itu, operasi Aeroflot di Indonesia ditutup oleh pemerintah Orde Baru.

Sosok yang berperan dalam pengungkapan kasus spionase ini adalah Mayjen Norman Sasono, saat itu menjabat Pelaksana Khusus Panglima Kopkamtib Daerah Jakarta. Kini, anak Norman Sasono, Marciano Norman menjabat sebagai Kepala BIN.

Penyadapan Intelijen Australia

Dinas intelijen Australia empat tahun lalu pernah berupaya menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Ani Yudhoyono. Informasi ini terungkap dalam dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang dibocorkan Edward Snowden.

Sasaran lain penyadapan adalah Wakil Presiden Boediono serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dan mantan Duta Besar Indonesia buat Amerika Dino Patti Djalal.

Dokumen berupa bahan presentasi bertajuk sangat rahasia ini milik Departemen Pertahanan Australia dan Badan Intelijen Australia (DSD), seperti dilansir ABC, Senin (18/11). Dokumen ini menyebutkan jenis telepon seluler dipakai target. SBY dan Ani Yudhoyono menggunakan Nokia E-90-1. Boediono memakai BlackBerry Bold 9000.

BACA JUGA  IndustriALL Global Union Apresiasi Keberhasilan FSB KIKES Perjuangankan Buruh

Pengakuan Philip Dorling

Menurut mantan diplomat Philip Dorling, Australia sudah lama mengintai tindak tanduk tetangganya Indonesia. Soal ini diungkap Dorling dalam kolomnya di Sydney Morning Herald belum lama ini.

Kedutaan Besar Australia di Jakarta adalah lokasi pertama operasi badan intelijen Australia di luar negeri.

Sebuah catatan harian salah satu diplomat senior Australia yang tidak terpublikasikan menyebutkan bahwa badan intelijen Australia (DSD) rutin menyadap hubungan kawat diplomatik Indonesia sejak pertengahan 1950-an.

Aksi Australia memata-matai Indonesia bermula dari kerja sama dengan unit intelijen Inggris MI6 dan lebih jauh lagi kerja sama dengan badan intelijen Amerika Serikat (CIA). Salah satu aksi spionase yang dilakukan Australia adalah dengan mengamati tindak tanduk militer Indonesia sebelum dan sesudah jajak pendapat Timor Timur.

(*/RedHuge/Lapan6online)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :