spot_img
spot_img
spot_img
BerandaInternasionalAfrikaPekerja Pabrik Karet Tewas Tergilas, Serikat Pekerja Ungkap Buruknya Standar K3
Minggu, April 28, 2024

Pekerja Pabrik Karet Tewas Tergilas, Serikat Pekerja Ungkap Buruknya Standar K3

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, LIBERIA – Serikat Pekerja Pertanian, Pengolahan Agro dan Industri Liberia (AAIWUL) mengungkap buruknya standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang buruk di Pabrik Karet di Liberia.

Standar K3 yang mengerikan di pabrik karet itu telah memicu terbunuhnya seorang pekerja bernama Emmanuel Joe.

Joe, bekerja sebagai mekanik berusia tiga puluhan, dan anggota serikat yang aktif selama lebih dari sepuluh tahun, tewas terlindas pada 21 Agustus di pabrik pengolahan karet Liberia Agriculture Company (LAC) di Grand Bassa County.

LAC dimiliki dan dikelola oleh Socfin SA – sebuah perusahaan Belgia yang bergerak di bidang karet komersial. Menurut serikat pekerja, dia meninggal ketika mesin yang dia perbaiki secara tidak sengaja dinyalakan.

BACA JUGA  Upah dan Pesangon Belum Dibayar, Buruh Garmen Pemasok Victoria's Secret Demo

AAIWUL dan serikat pekerja lainnya mengatakan kelalaian manajemen LAC dan standar kesehatan dan keselamatan yang buruk sebagian besar harus disalahkan atas kecelakaan yang mengakibatkan “kematian yang mengerikan”.

“Kecelakaan itu menimbulkan rasa takut dan tidak percaya di antara para pekerja. Kurangnya protokol, prosedur, dan peraturan keselamatan perusahaan merupakan hambatan serius bagi kesehatan dan keselamatan pekerja.” kata Edwin Cisco, sekretaris jenderal AAIWUL yang dikutip Kantor Berita Buruh dari Industriall-Union.org, Rabu (1/9/2021).

Ia menegaskan, serikatnya menyerukan kementerian tenaga kerja untuk melakukan penyelidikan cepat dengan berkonsultasi ke serikat pekerja, untuk memastikan fakta dan keadaan seputar kecelakaan mengerikan itu.

“Serikat pekerja tidak akan mengalah tetapi melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memastikan penyelidikan yang adil, adil dan segera dilakukan, dan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban,” tandasnya.

BACA JUGA  Data Jagung Carut-marut, Nasib Peternak di Ujung Tanduk

Serikat pekerja mengatakan kecelakaan baru-baru ini bukanlah kasus yang terisolasi. Sebelumnya, empat pekerja dari LAC tewas pada 2017 ketika tangki kondensasi meledak karena kelalaian sebagaimana dikonfirmasi oleh kementerian investigasi tenaga kerja.

Paule France Ndessomin, sekretaris regional IndustriALL untuk Sub Sahara Afrika mengaku kaget menerima berita kecelakaan itu. Ia mendesak untuk segara mengadakan pertemuan antara LAC, serikat pekerja dan pemerintah untuk menyelamatkan nyawa pekerja di perusahaan.

“Protokol kesehatan dan keselamatan harus selalu diikuti untuk melindungi pekerja dari cedera dan kematian. Undang-undang perburuhan Liberia dan standar perburuhan internasional menyatakan bahwa pemberi kerja memiliki kewajiban untuk menciptakan tempat kerja yang lebih aman,” kata dia.

BACA JUGA  Negosiasi Upah 'Deadlock' Buruh Afrika Selatan Serukan Mogok Massal

Namun, untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan di industri karet, AAIWUL melakukan kegiatan bersama dengan federasi nasional, Kongres Buruh Liberia, dengan dukungan dari IndustriALL. Kegiatannya meliputi pelatihan protokol dan peraturan kesehatan dan keselamatan.

Mempekerjakan lebih dari 4.200 pekerja, dan dengan luas tanam lebih dari 12.800 hektar, perkebunan Grand Bassa LAC adalah salah satu perkebunan karet tertua dan terbesar.

Operasi LAC meliputi penyadapan pohon karet, pengumpulan dan pengolahan lateks, dan pengemasan 25.000 ton karet mentah yang diekspor. Karet adalah produk ekspor utama Liberia. [*/REDKBB]

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :