spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaOjol, Pedagang Hingga Mahasiswa di Bandung Demo Tolak PPKM Darurat
Senin, Mei 13, 2024

Ojol, Pedagang Hingga Mahasiswa di Bandung Demo Tolak PPKM Darurat

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, BANDUNG – Aksi demontrasi menolak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat. Aksi itu dilakukan oleh kumpulan pedagang, pengemudi ojek online (ojol), hingga mahasiswa.

Dalam aksinya, massa meminta PPKM darurat yang dirubah nama menjadi PPKM level 4 tidak diperpanjang. Massa aksi menolak karena menilai PPKM darurat sangat merugikan ekonomi, terutama para pedagang, ojol dan masyarakat.

Dalam aksi itu, Para pengemudi ojol meneriaki para toko di pinggir jalan untuk tidak takut membuka tokonya.

“Buka, buka, buka, buka woi,” seru para pengemudi ojol dengan kompak.

Salah satu pedagang yang berjualan di mal Bandung Electronik City (BEC), Putra (28) mengatakan, sangat merugi dengan pemberlakukan PPKM yang berlangsung pada 3 Juli hingga 20 Juli. Sebab, para pedagang tidak bisa berjualan sehingga tidak ada pemasukan sama sekali.

BACA JUGA  UMP Naik 1,5 Persen, Ribuan Buruh Sumsel Geruduk Kantor Gubernur

“Kami dirugikan. Kontrakan tetap harus dibayar dan tidak ada keringanan. Apakah ini solusi? Ada aturan harusnya ada solusi. Istri dan anak saya harus makan,” ujar Putra saat ikut demo di depan Balai Kota Bandung, seperti dikutip Kantor Berita Buruh dari IDN Times, Rabu (21/7/2021).

Berderai air mata, Putra mencurahkan isi hatinya kepada para aparat yang berjaga di pintu masuk Balai Kota. Dia menyebut bahwa kebijakan PPKM tidak efektif. Khususnya bagi para pedagang kebijakan ini sangat merugikan.

Dengan adanya penutupan jalan, warga yang ingin datang ke toko di BEC untuk berbelanja pun kesulitan. Belum lagi penutupan toko sehingga pedagang bingung mencari cara berjualan.

BACA JUGA  Penjelasan Para Ahli Cara Efektif Cegah Covid-19 Secara Mandiri

“Menang duit Rp5.000 ge hese aing” (dapat uang Rp5.000 saja susah)

Dia pun mengkritisi pemerintah yang tidak menyalurkan bantuan sosial (bansos) secara menyeluruh. Bansos yang ada tidak didapat semua warga terdampak pandemik COVID-19, padahal PPKM yang dilakukan sudah merugikan pelaku usaha kecil.

Menurutnya, pejabat pemerintah yang memerintahkan adanya PPKM Darurat bisa tenang karena masih digaji oleh negara. Sedangkan pelaku usaha dan pekerja informal lainnya harus kerja keras mencari sesuap nasi.

“Kudu lihat ke bawah. Dulu dipilih ku rakyat, sekarang mana janjinya. Budak cerik hayang jajan (anak nangis ingin jajan), emang gampang cari duit,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu pengendara ojol yang ikut aksi, Galih Azwa berharap pemerintah segera meniadakan PPKM. Aturan yang berlaku membuat pengemudi ojol sulit dapat orderan baik penumpang maupun makanan.

BACA JUGA  Dulu Banting Mahasiswa ke Lantai, Kini Polisi Lempar Buruh dari Bak Truk lalu Dipiting

Akibat kebijakan itu pula yang memberlakukan penyekatan, banyak ojol yang kurang mendapat pemasukan. Sebab pengemudi harus berkeliling ketika mengantar makanan atau penumpang.

“Biasa saya bisa dapat Rp100 per hari, sekarang paling banyak Rp30 ribu. Bensin juga jadi lebih banyak keluar karena muter-muter cari jalan ditutup semua,” tandasnya. [*/REDKBB]

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :