Kantorberitaburuh.com, KUALA LUMPUR – Lonjakan kasus covid-19 yang menyerang kalangan pekerja di ST Microelectronics, Malaysia menjadi sorotan. Dalam sebulan terakhir, 19 karyawan meninggal dunia akibat covid.
Lebih dari 100 karyawan masih terinfeksi, lainnya sekitar 600 pekerja ditempatkan di karantina.
Sejak Juli, kasus Covid-19 telah melonjak di Malaysia, memuncak pada rata-rata 20.000 kasus baru dalam seminggu terakhir. Tingkat infeksi per kapita negara ini, adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.
Kementerian perdagangan dan industri internasional Malaysia hanya memerintahkan penutupan pabrik secara penuh antara 29 Juli hingga 4 Agustus. Sebelumnya, hanya bagian tertentu dari pabrik yang ditutup ketika kasus Covid-19 terdeteksi.
Roslan Bin Rosdi, wakil presiden EIEUSR, mengatakan pihaknya turut berduka cita atas meninggalnya rekan kerja di STM. Hal ini dapat dicegah jika dialog sosial rutin diadakan antara manajemen dan serikat pekerja.
“Kami menyerukan kepada STM untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan membersihkan semua lokasi produksi.” kata dia dalam keterangan resmi yang disadur Kantor Berita Buruh dari Industriall-union.org, Rabu (18/8/2021).
Dalam sebuah surat kepada perusahaan, sekretaris jenderal IndustriALL Global Union Valter Sanches meminta perusahaan untuk menempatkan pekerja di atas keuntungan perusahaan dan untuk terlibat dalam dialog dengan Serikat Pekerja Industri Elektronik yang berafiliasi dengan IndustriALL Wilayah Selatan (EIEUSR).
Kan Matsuzaki, direktur elektronik IndustriALL, mengatakan, IndustriALL menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dari 19 pekerja.
“Kami mendesak STM untuk menjalankan pembicaraan tentang strategi keberlanjutannya, yang menekankan mengutamakan manusia dan melindungi kehidupan semua orang.” tandasnya. [*/REDKBB]
