spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaAhli Epidemiologi UI: Vaksin yang Kita Pakai Bukan Terbaik di Dunia
Jumat, Mei 3, 2024

Ahli Epidemiologi UI: Vaksin yang Kita Pakai Bukan Terbaik di Dunia

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Melonjaknya kasus covid-19 di Indonesia, terutama di Jakarta memicu keraguan akankah vaksin benar-benar bisa mengentaskan pandemic yang sudah memasuki tahun kedua ini. Sejauh mana tingkat kesulitan pemberian vaksin bagi rakyat Indonesia ini?

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) dr Pandu Riono MPH PhD, menilai upaya pemerintah melakukan vaksinasi massal ke sebagian besar penduduk sulit dicapai. Ini karena dipengaruhi berbagai faktor salah satunya jumlah penduduk.

“Untuk Indonesia susah karena, pertama, penduduknya besar, jumlah vaksinnya juga terbatas,” ujar Pandu dalam kanal Hersubeno Point di YouTube baru-baru ini seperti dilansir situs Gelora.co, Sabtu (26/6/2021).

Selain itu, kata doktor lulusan University of California Los Angeles-USA itu, yang dihadapi virus pintar, selalu bermutasi secara periodik. Karena ada mutasi kemudian mempercepat penularan.

BACA JUGA  Jakarta Kembali Diperketat 11-25 Januari

Jika kondisi itu dominan dalam suatu wilayah, lanjut Pandu, penularannya akan jadi lonjakan tinggi. “Kemudian vaksin yang kita pakai bukanlah yang terbaik di dunia, yang punya daya proteksi sampai di atas 90 persen,” ucapnya.

Dengan berbagai hambatan itu, menurut Pandu yang juga biasa dipanggil juru wabah ini, tidak mungkin mencapai herd immunity. “Herd immunity itu mission impossible,” tegasnya.

Pandu mengaku pernah menyarankan kepada pemerintah, mengendalikan pandemi jangan hanya mengandalkan vaksinasi.

Namun, menggalang partisipasi masyarakat agar berperilaku mengurangi risiko, dengan menerapkan 5M. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

“Vaksin itu hanya mencegah agar tidak kena Covid-19 berat dan mencegah kematian. Jadi kita harus memobilisasi masyarakat agar tidak melakukan tindakan berisiko,” pungkasnya. [*/REDKBB]

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :