Meta akan memangkas 13% tenaga kerjanya karena kehilangan pendapatan, kata CEO perusahaan Mark Zuckerberg
Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Krisis keuangan yang melanda Induk perusahaan facebook, Meta Platforms Inc mengkonfirmasi pemutusan hubungan kerja besar-besaran. Pemilik jejaring media sosial Facebook dan Instagram ini mem-PHK massal lebih dari 11.000 karyawannya di tengah penurunan tajam pendapatan perusahaan. PHK dilakukan pada Rabu (9/11/2022) kemarin.
Dalam sebuah pernyataan, pendiri dan CEO Mark Zuckerberg mengatakan bahwa ini adalah “beberapa perubahan paling sulit” dalam sejarah raksasa teknologi itu dan menambahkan bahwa dia “sangat menyesal kepada mereka yang terkena dampak.”
“Saya telah memutuskan untuk mengurangi ukuran tim kami sekitar 13% dan membiarkan lebih dari 11.000 karyawan berbakat kami pergi,” kata Zuckerberg dalam pernyataan yang dirilis situs Rusia RT.com, dikutip, Kamis (10/11/2022).
Sebagai penyebab utama tantangan yang dihadapi perusahaan, dia mengutip salah penilaiannya sendiri. Seperti yang dijelaskan CEO, keyakinannya bahwa e-commerce akan terus melonjak setelah pandemi mendorongnya untuk meningkatkan investasi secara signifikan. Namun, “perdagangan online kembali ke tren sebelumnya,” alias jatuh.
Dia menambahkan bahwa “penurunan ekonomi makro” dan “peningkatan persaingan,” berarti bahwa Meta akhirnya menghasilkan pendapatan yang jauh lebih sedikit daripada yang dia harapkan.
” Saya salah paham, dan saya bertanggung jawab untuk itu ,” kata Zuckerberg.
Dia menekankan bahwa dalam situasi baru, Meta, yang sahamnya telah turun lebih dari 70% tahun ini, harus menjadi, “perusahaan yang lebih ramping dan lebih efisien.”
The Wall Street Journal sebelumnya menyebut persaingan dari TikTok dan investasi $15 miliar ke platform realitas virtual Horizon Worlds sebagai salah satu faktor utama yang memengaruhi Meta secara negatif.
Raksasa teknologi itu juga terkena serangkaian pembatasan dan hukuman internasional. Pada hari Rabu, media Rusia melaporkan bahwa Meta telah melewatkan tenggat waktu untuk mengajukan banding atas larangan lokal di Facebook dan Instagram.
Ini berarti bahwa perusahaan AS, yang ditetapkan di Rusia sebagai organisasi “teroris dan ekstremis”, telah kehilangan kesempatan untuk menentang pembatasan tersebut.
Pada bulan Oktober, pengawas kompetisi Türkiye memerintahkan Meta untuk membayar denda $ 18,63 juta atas keuntungan yang diduga tidak adil dalam periklanan.
Meta bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang mengalami kerugian dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan transportasi online Lyft dan perusahaan pembayaran Stripe mengatakan bahwa mereka masing-masing akan memotong 13% dan 14% dari jumlah staf mereka, sementara raksasa e-commerce Amazon telah mengumumkan pembekuan perekrutan.
Pemilik baru Twitter, Elon Musk, juga melakukan pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran.
[*/REDKBB]