spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaKisah Sukses Kuli Angkut, Sekarang Punya Toko Kopi Giling Legendaris di Pasar
Sabtu, Mei 4, 2024

Kisah Sukses Kuli Angkut, Sekarang Punya Toko Kopi Giling Legendaris di Pasar

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Kisah menarik datang dari pemilik toko kopi giling di Pasar Baru, Jakarta. Dulu pemiliknya adalah seorang kuli angkut, sekarang tokonya dikenal legendaris.

Bagi peminat kopi, pasti tak asing dengan toko kopi giling yang berlokasi di pasar tradisional. Biasanya toko kopi ini menawarkan biji kopi utuh single origin dari berbagai daerah di Indonsia. Nantinya biji kopi utuh itu digiling sesuai permintaan pembelinya.

Seperti toko kopi giling dari Toko Afung yang berlokasi di Metro Atom Plaza Lt. Dasar, Pasar Baru, Jakarta. Toko Afung terkenal legendaris di Pasar Baru dan sudah banyak memiliki pelanggan setia.

Kopi yang ditawarkan oleh Kopi Afung ada beragam. Seperti kopi Gayo Aceh, Mandeling Medang, Toraja, hingga kopi Kintamani Bali. Toko Afung menawarkan harga per kilogram mulai dari Rp 70.000 – Rp 150.000, namun kamu bisa juga membelinya per gram.

BACA JUGA  Buruh Serabutan Berbagi Tips Jadi Petani Sayur Sukses
Kisah Pemilik Toko Kopi Giling Legendaris yang Dulunya Seorang Kuli Angkut Foto: YouTube Street Foods Village

Lewat video yang dibagikan oleh channel YouTube Street Foods Village (23/9), penjualnya terlihat sangat ramah kepada pelanggannya. Ia juga tak segan untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai kopi.

Menurut sang penjual, kopi yang enak adalah Kopi Gayo Aceh yang harganya dibanderol Rp 150.000 per kilogram. Kopi di sini juga bisa dicampur, andalannya adalah mencampurkan kopi Gayo dengan kopi Mandailing. Kombinasi kedua kopi ini menghasilkan aroma yang sangat harum dan rasanya lebih pekat.

Selain cerita tentang kopi yang dijual, pemilik Toko Afung sendiri memiliki kisah yang menarik. Toko ini sangat legendaris, sudah berusia sekitar 40 tahunan yang dijalankan oleh 4 generasi.

“Udah lama, udah 40 tahunan ada. Udah 4 turunan,” ujar pemilik Toko Afung.

BACA JUGA  Biaya Hidup Bengkak, Buruh Se-Belgia Mogok Kerja Massal

Koh Afung, begitu pemilik toko kopi giling ini kerap disapa adalah generasi keempat penerus Toko Afung. Menilik ceritanya, ternyata Koh Afung ini dulunya adalah seorang kuli angkut di pasar.

“Dulu saya narik lori, manggul barang, jangan salah itu kerjanya dulu,” cerita Koh Afung. Koh Afung juga menceritakan kalau dulu modal tokonya berasal dari hutangan. Bisnisnya dimulai dengan usaha kecil-kecilan, namun kini varietas kopi yang ia jual sangat beragam.

Pelanggan di toko ini juga tak hanya untuk konsumsi harian, tapi juga dari pemilik bisnis kafe. Koh Afung mengungkapkan kalau ada pelanggan setia dari kafe di daerah Bogor yang setiap membeli sampai 10-20 kilogram. Kopi dari tokonya ini juga sempat diekspor ke Taiwan.

BACA JUGA  KSBSI juga Uji Ciker Bertentangan dengan Filosofi Pancasila

“Orang-orang bogor (pemilik bisnis kafe di Bogor) kemaren sekali ngambil 10 kilo 10 kilo. Toraja sama Kintamani dia ambil 10 10, jadi 20 kilo,” tutur Koh Afung.

“Kalau bukan Corona mah laku. Taiwan kalo sekali ngambil 15 kilo. Lagi begini, susah,” lanjutnya. [Detikcom/Yenny Mustika Sari]

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :