spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaPotensi Kuat Cuaca Ekstrem dan Gempa, Masyarakat Jawa Barat Diminta Waspada
Jumat, Mei 3, 2024

Potensi Kuat Cuaca Ekstrem dan Gempa, Masyarakat Jawa Barat Diminta Waspada

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Gempa Bumi, banjir dan longsor menjadi perhatian serius Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Secara khusus, BMKG Wilayah II Tangerang memberikan analisa dan peringatan dini terkait potensi kebencanaan di Jawa Barat (Jabar).

Dalam analisa dan mitigasinya, BMKG membeberkan hasil observasi curah hujan yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di Jabar. BMKG menyebut seluruh zona musim (36 ZOM) di Jabar saat ini telah memasuki musim hujan, sesuai prediksi sejak Oktober 2020 lalu.

“Sebagian zona musim tersebut terjadi lebih awal jika dibandingkan dengan kondisi klimatologisnya, dan saat ini berada pada puncak musim hujan atau curah hujan tinggi dan diprediksi sampai Februari 2021, untuk itu perlu diwaspadai terjadinya cuaca ekstrem,” kata Kepala Balai Besar Wilayah II BMKG Hendro Nugroho, dalam keterangan tertulis yang dikutip Kantor Berita Buruh dari situs nasional, Minggu (24/1/2021).

Monsoon Asia

Hendro mengatakan pada periode musim hujan ini juga sering terjadi peristiwa cuaca ekstrem dengan curah hujan kategori tinggi dan sangat tinggi.

Menurutnya, dari faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini yang sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia.

Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia. Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif dengan indeks yang mengarah ke kondisi normal pada bulan Mei 2021.

BACA JUGA  Kisah Buruh China, Jadi Miliarder Kini Berutang Ribuan Triliun

“Longsor di Sumedang dan Banjir Bandang di Cisarua Bogor, salah satu dampak dari hujan ekstrim yang melanda wilayah tersebut, dan ini berpotensi terjadi di wilayah lain di Jawa Barat,” ucap Hendro.

“Ditambah kombinasi antara MJO, gelombang rossby ekuator, gelombang kelvin, dan gelombang low frequency di wilayah dan periode yang sama yakni di Laut China Selatan, Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali, Laut Sumbawa, mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut,” sambungnya.

Waspada 3 Hari ke Depan

Hendro menyebut untuk tiga hari ke depan perlu diwaspadai potensi terjadinya hujan lebat di sebagian besar wilayah Jabar. Di antaranya Karawang, Subang, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Garut, Indramayu, Sumedang, Cirebon, Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar.

Menurut Hendro, hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan,” katanya.

BACA JUGA  Di Army 2021, Eskpor Senjata Rusia Capai 2 Miliar Euro

Hendro mengatakan, dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada sebagian besar wilayah Jawa Barat untuk bulan Februari, Maret dan April 2021.

“Karena salah satu upaya mitigasi sesungguhnya adalah dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat kita tinggal, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang dapat datang sewaktu-waktu,” katanya.

Potensi Gempa

Kondisi seismisitas atau kegempaan di bulan Janurai 2021 untuk wilayah Jabar terekam sampai 23 Januari 2021 ada sebanyak 79 gempa bumi. Dengan 4 yang gempa bumi yang dirasakan yakni di Banten, Sukabumi, Garut serta Tasikmalaya.

Selain cuaca ekstrem, Hendro juga memperingatkan adanya 6 sesar (patahan) aktif di Jabar yang berpotensi memicu gempa bumi.

Mengutip Sindonews.com, Minggu (24/1/2021) disebutkan, BMKG belum bisa memprediksi secara pasti kapan tepatnya sesar tersebut akan aktif menimbulkan gempa besar. Tetapi, bila sesar tersebut aktif, beberapa daerah ini akan terdampak. Di antaranya:

1. Sesar Cimandiri. Daerah yang diperkirakan bakal terdampak adalah Pelabuhanratu, Sukabumi, Cianjur hingga Padalarang;

2. Sesar Citarik meliputi Pelabuhanratu, Bogor, Bekasi;

3. Sesar Lembang meliputi Cimahi, Lembang, Kota Bandung;

BACA JUGA  Puncak Bogor Banjir Bandang, Ratusan Warga Mengungsi

4. Sesar Garsela meliputi Kabupaten Garut;

5. Sesar Cipamingpis meliputi bagian timur wilayah Sukabumi dan wilayah barat Cianjur. Sesar ini sudah release (bergerak) tahun 2018;

6. Sesar Baribis meliputi Majalengka, Kuningan, Subang Selatan, Purwakarta yang juga sudah release tahun 2019 dan 2020 lalu.

Masyarakat Diminta Waspada

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, hingga Januari ini, pihaknya mencatat 79 kali gempa bumi. Gempa tersebut terjadi dalam beberapa magnitudo. Namun, hanya empat gempa yang dirasakan pada getaran 2 hingga 3 MMI.

“Tercatat tidak ada gempa besar, mayoritas masih di bawah 5 SR. Jumlah 79 ini, masih normal, karena memang di Jawa Barat rata rata setiap bulan terjadi gempa antara 70-80 event,” kata dia.

Kendati begitu, kata dia, masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan atas berbagai potensi gempa yang mungkin terjadi. Apalagi, beberapa sesar aktif tesebut pada tahun 2020 lalu lebih banyak tidur. Sesar itu dikhawatirkan sedang mengumpulkan energi.

“Kewaspadaan terhadap Sesar Lembang perlu ditingkatkan, karena sudah lama tidak lepaskan energinya. Walaupun secara periode, sesar ini aktif 500 tahun sakali dan terakhir releas pada tahun 1.600,” tandasnya. (*/RedKBB)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :