spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaKetum Kamiparho Ingatkan: Revolusi Industri 4.0 Bisa Ancam Pekerjaan Buruh
Jumat, Mei 3, 2024

Ketum Kamiparho Ingatkan: Revolusi Industri 4.0 Bisa Ancam Pekerjaan Buruh

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Dunia sedang menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan berbagai optimisme dan kegamangannya. Demikian juga dengan Indonesia. Berbagai kebijakan dan program politik diciptakan untuk menyongsong Revolusi Industri 4.0, namun sejauh mana kesiapan angkatan kerja untuk menyongsong industri 4.0 masih menjadi dilema.

Dalam sejarahnya Revolusi Industri Pertama dimulai dengan adanya penemuan mesin uap dan mesin manufaktur pada abad 18. Kemudian Revolusi Industri Kedua ditandai dengan adanya penemuan mesin listrik dan produksi massal dan standardisasi industri pada Abad ke-19. Setelah itu pada Abad ke-20 lahirlah Revolusi Industri Ketiga yang ditandai dengan adanya komputer dan teknologi informasi.

Revolusi Industri Keempat atau 4.0, merupakan revolusi industri yang ditandai dengan pekerjaan yang banyak menggunakan internet (digitalisasi), robot, dan kecerdasan buatan.

Di Indonesia sendiri beberapa industri otomotif sudah mulai melakukan automasi. Industri perbankan bergerak cepat melakukan automasi dan memangkas ribuan buruh. Sementara jumlah buruh di Bank BCA pada tahun 2018 menurun 2%, BNI menyusut 1169 orang pada tahun 2018, dan penyusutan terbanyak adalah Bank Danamon yang memiliki buruh sebanyak 44.019 pada 2016 menjadi hanya 32.299 pada 2018 atau berkurang 11.720 orang.

Data mengejutkan muncul dari hasil riset Mckinsey Global Institute yang memprediksi bahwa sebanyak 800 juta pekerjaan akan hilang digantikan dengan automasi pada tahun 2030. Kemudian sebanyak 30% dari waktu kerja secara global dapat digantikan dengan mesin otomatis pada tahun 2030 tergantung seberapa cepat sistem automasi dijalankan. Meskipun demikian jenis pekerjaan baru yang terkait dengan automasi akan muncul.

Mckinsey juga memprediksi sebanyak 375 juta pekerja di seluruh dunia (14% jumlah pekerja di dunia) akan membutuhkan transisi ke pekerjaan baru yang terkait dengan skill baru. Jika transisi ke pekerjaan baru berlangsung lambat, maka angka pengangguran dapat meningkat dan pertumbuhan upah akan menurun.

BACA JUGA  Kamiparho Gelar Pelatihan Lanjutan Hak-Hak Buruh Sektor Perikanan

Pembelajarannya adalah inovasi teknologi akan menciptakan banyak pekerjaan baru daripada yang dihancurkan, meningkatkan produktivitas, dan menaikkan kualitas hidup. Namun demikian transisinya tidak selalu mudah.

Tidak heran serikat buruh berpendapat bahwa Revolusi Industri 4.0 berdampak pada banyaknya jumlah pengangguran.

Buruh Kehilangan Pekerjaan

Supardi SH MH, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Federasi Serikat Buruh Makanan Minuman Pariwisata Hotel dan Tembakau (DPP FSB Kamiparho) mengingatkan, suka atau tidak suka, rakyat Indonesia harus beradaptasi dengan kehadiran revolusi industri 4.0. Sebab, teknologi digitalisasi, otomatisasi dan robotisasi cepat atau lambat menjadi kebutuhan manusia.

Dia menjelaskan, kehadiran teknologi ini memicu buruh kehilangan pekerjaan, terutama di perusahaan sektor padat karya. Tapi kalau untuk di pekerjaan perhotelan, makanan, minuman, tembakau belum begitu berdampak. Namun di sektor perusahaan perikanan dan rokok bakal mulai terdampak.

“Sebab, salah satunya industri rokok ini kan jenis perusahaan padat karya yang melibatkan ribuan pekerja. Kemungkinan besar buruhnya bakal banyak digantikan tekonologi digitalisasi, otomatisasi dan robotisasi. Apalagi karakter pengusaha itu praktis dalam berbisnis.” kata Supardi seperti dikuytip Kantor Berita Buruh dari situs resmi KSBSI.org, Sabtu (6/11/2021).

“Jadi, kalau dia melihat ada teknologi canggih bisa membuat biaya produksi lebih murah, maka mereka memilih mengurangi tenaga manusia,” tandasnya.

Program Vokasi

Ia juga mengkritik pemerintah yang dinilai tidak serius menjalankan program vokasi (pelatihan). Dimana, program itu untuk meningkatkan SDM kepada angkatan muda kerja generasi muda saat menghadapi Bonus Demografi 2030. Bahkan, mengajak perwakilan serikat buruh/pekerja untuk merumuskan konsep program vokasi sangat minim.

BACA JUGA  Kemelut di PT Kemfood, Buruh Kamiparho Siapkan Aksi Lanjutan

“Kalau saya lihat program vokasi yang dijalankan pemerintah melalui beberapa kementerian terkesan setengah hati dan tidak tepat sasaran untuk kebutuhan pasar kerja. Mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja dari pada masa depan kaum muda kita,” ungkapnya.

Apalagi ketika Indonesia ikut terkena pandemi Covid-19, jutaan buruh kehilangan pekerjaan. Sampai hari ini mereka juga masih banyak belum mendapatkan pekerjaan, sementara pemerintah belum optimal memberikan solusi lapangan pekerjaan.

“Bahkan ketika mereka mendapatkan akses ikut program vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) juga masih susah mendapatkannya. Kalau pun buruh ter-PHK ini ikut program dari BPJS Ketenagakerjaan, terkait jaminan kehilangan pekerjaan syaratnya sangat susah didapatkan,” kata Supardi.

Artinya, uang negara yang digelontorkan sudah begitu banyak, tapi, hasilnya tidak maksimal. Sarannya, pemerintah harus lebih intens menggandeng serikat buruh/pekerja untuk merumuskan program vokasi. Karena mengerti kondisi dan persoalan di lapangan.

Rencananya, tanggal 8 bulan ini Kementerian Ketenagakerjaan mengajak pihaknya melihat kondisi BLK di Bekasi dan Lembang. Setelah kunjungan, pihaknya akan menilai, apakah alat belajar dan praktik BLK apakah masih memakai mesin lama atau sudah ada pembaruan sesuai kebutuhan pasar kerja.

“Saya berharap kaum muda harus berinisitif menambah keahlian (skill) yang berbasiskan teknologi digitalisasi, otomatisasi dan robotisasi. Kalau hanya berdiam diri, negara kita dipastikan kalah daya saing dengan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang masuk ke Indonesia,” ungkapnya.

Sebab, dengan disahkannya Undang-Undang No.11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, pemerintah semakin leluasa mengundang investor negara luar untuk membangun perusahaannya di Indonesia. Para investor ini juga dipastikan membawa mesin-mesin canggih serta SDM berkompeten.

BACA JUGA  Kini Produk UMKM Binaan PLN Dijual di Vending Machine Bandara Soetta

“Jangan sampai, ketika investor dari negara luar datang ke Indonesia tapi kualitas tenaga kerja lokal tidak memiliki kemampuan menggunakan mesin canggih. Sehingga akhirnya tersisih, karena TKA yang dibawa investor bisa menjalankan teknologi digitalisasi, robotisasi dan otomasitasi,” bebernya.

Evaluasi Kurikulum Pendidikan

Oleh sebab itu, Supardi memperingatkan pemerintah jangan lalai. Dia menyarankan pemerintah harus merubah kurikulum berbasiskan kompetensi. Jadi, materi pendidikan yang diberikan tidak lagi hanya sebatas teori. Harus di-seimbangkan dengan praktik dari pelajaran yang diterima. Kemudian menghidupkan BLK sampai tingkat kabupaten/kota dan bagi yang ingin mendaftar tidak dipersulit.

“Termasuk materi pelajaran dan peralatan praktik disetiap BLK harus diperbaharui sesuai era industri 4.0. Setelah peserta yang mengikuti pelatihan wajib mendapatkan sertifikasi sesuai bakat dan bidang mereka,” pungkasnya.

Intinya, Supardi menyampaikan pemerintah Indonesia bisa memenangkan Bonus Demografi 2030, kalau sejak dini mempersiapkan SDM dengan meningkatkan berbagai keahlian dalam dunia kerja. Seperti yang dilakukan oleh Negara Cina, Jepang.

“Jadi elit-elit politik dan birokrat berhentilah membangun ambisius kekuasaannya dan suka menciptakan kegaduhan politik. Belajarlah kepada pemimpin negara maju. Mereka selalu berorientasi memikirkan generasi mudanya agar SDM-nya lebih maju dibandingkan negara lain,” lugasnya.

Dia sudah mensosialisasikan kepada Dewan Pengurus Cabang (DPC) dan Pengurus Komisariat (PK) FSB KAMIPARHO diberbagai daerah mengenai dampak teknologi digitalisasi, otomatisasi dan robotisasi di dunia kerja. Sejauh ini memang dampaknya belum ada kepada anggotanya di perusahaan .

“Tapi bukan tidak menutup kemungkinan kedepannya bisa berdampak kepada anggota kami, seperti yang bekerja di sektor perhotelan, makanan dan pariwisata,” tandasnya. [*/REDKBB]

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :