spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaDampak Pandemi, Airbus Rugi Rp 18,6 Triliun Sepanjang 2020
Jumat, Mei 3, 2024

Dampak Pandemi, Airbus Rugi Rp 18,6 Triliun Sepanjang 2020

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, TOULOUSE – Airbus, Produsen pesawat komersial yang berbasis di Toulouse, Prancis menjadi salah satu perusahaan raksasa yang terdampak pandemi corona yang membuatnya rugi puluhan triliun.

Airbus, menyatakan mengalami kerugian bersih 1,1 miliar euro atau setara Rp 18,6 triliun (asumsi Rp 16.971/euro) sepanjang 2020.

Namun demikian, Airbus mengaku masih mampu membatasi kerugiannya tahun lalu, bahkan ketika sektor maskapai penerbangan runtuh dihantam pandemi virus corona penyebab Covid-19.

Angka tersebut sedikit mengalami perbaikan dari kerugian tahun sebelumnya sebesar 1,4 miliar euro (Rp 23,7 triliun), ketika Airbus didenda hingga 3,6 miliar euro (Rp 61,1 triliun) dalam skandal korupsi.

“Hasil tahun 2020 menunjukkan ketahanan Airbus dalam krisis paling menantang yang melanda industri kedirgantaraan,” kata Kepala Eksekutif Guillaume Faury, lansir CNBC Indonesia yang mengutip AFP pada Kamis (18/2/2021).

BACA JUGA  Berharap Perhatian Pemerintah Agar Tetap Bertahan

Laporan keuangan Airbus menyebutkan, pendapatan grup turun menjadi 49,9 miliar euro (Rp 847 triliun) dari 70,5 miliar euro (Rp 1.196 triliun) pada tahun sebelumnya.

“(Ini) didorong oleh lingkungan pasar yang sulit yang berdampak pada bisnis pesawat komersial dengan pengiriman 34% lebih sedikit tahun-ke-tahun,” kata Airbus.

Pada tahun ini, sebanyak 566 pesawat komersial dikirimkan yang terdiri dari 38 A220, 446 A320, 19 A330, 59 A350 dan empat A380, dibandingkan dengan 863 pesawat pada 2019. Namun, Airbus mengatakan tidak melihat peningkatan langsung untuk prospek industri untuk saat ini.

“Banyak ketidakpastian tetap untuk industri kami pada tahun 2021 karena pandemi terus memengaruhi kehidupan, ekonomi, dan masyarakat,” kata Faury.

BACA JUGA  Covid Melonjak, Kongres Federasi Pertambangan dan Energi Ditunda

Mengutip Wikipedia disebutkan, Airbus Industrie mulai sebagai konsorsium perusahaaan penerbangan Eropa untuk menandingi perusahaan Amerika seperti Boeing dan McDonnell Douglas.

Dibentuk pada tahun 1970 setelah adanya persetujuan antara Aerospatiale (Prancis) dan Deutsche Aerospace (Jerman) (disusul oleh CASA (Spanyol) pada tahun 1971) untuk mengembangkan Airbus A300, yang terbang pertama kali pada 1972.

Pada tahun 1979 British Aerospace (sekarang BAE SYSTEMS) bergabung dengan Airbus. Dengan 38% saham masing-masing dipegang oleh Jerman dan Prancis, 20% dipegang Inggris dan Spanyol memegang 4%.

Pada awalnya merupakan aliansi longgar tetapi hal ini berubah pada tahun 2000 ketika DASA, dan CASA bergabung membentuk EADS dan 2001 ketika BAE dan EADS membentuk Perusahaan Terintegrasi Airbus untuk mengembangkan A380, yang merupakan pesawat dengan 555 penumpang dan pesawat terbesar komersial terbesar di dunia pada saat mulai beroperasi pada tahun 2006.

BACA JUGA  Cegah Pelecehan Seks, Menaker Dorong Buruh Perempuan Intensifkan Dialog Sosial

Pesawat A380 diluncurkan pada tanggal 18 Januari 2005. Lalu pada bulan Oktober 2007, Singapore Airlines menjadi maskapai penerbangan pertama yang menggunakan pesawat A380. (*/RedKBB)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :