spot_img
spot_img
spot_img
BerandaInternasionalAsia PasifikKeamanan Makin Brutal, Seorang Wanita Ditembak Mati di Myanmar
Sabtu, April 20, 2024

Keamanan Makin Brutal, Seorang Wanita Ditembak Mati di Myanmar

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, NAYPYIDAW – Aksi kekerasan terhadap demonstran kembali dilakukan pihak keamanan di Myanmar. Secara brutal, polisi telah menembak mati 4 orang demonstran dan melukai puluhan lainnya sejak kudeta dilakukan Junta Militer terhadap pemerintahan yang sah di negara itu.

Catatan korban bisa jadi lebih besar dari catatan media setempat. Selain menembak, Polisi dan militer juga menangkap puluhan aktivis penentang kudeta militer 1 Februari 2021.

Tragisnya, pada Sabtu (27/2/2021). Seorang wanita dilaporkan ditembak mati dan puluhan orang lainnya ditahan dan dipukuli.

Polisi diturunkan di kota-kota besar dan kecil sejak Sabtu pagi dalam upaya membasmi aksi protes. Di kota utama Yangon, polisi mengambil posisi di lokasi aksi protes biasa diakukan dan menahan orang-orang saat mereka berkumpul, kata saksi mata. Beberapa jurnalis juga ikut ditahan.

Meski berada di bawah ancaman peluru tajam dan peluru karet dan aksi penangkapan, gelombang protes anti-kudeta militer tetap dilakukan. Konfrontasi berkembang karena lebih banyak orang keluar untuk berdemonstrasi meskipun ada operasi polisi.

BACA JUGA  Di Masa Pandemi COVID-19 Permintaan Mobil Bekas Bluebird Group Tetap Tinggi

Tiga media domestik mengatakan seorang wanita ditembak dan dibunuh di pusat kota Monwya. Situasi penembakan tidak jelas dan polisi tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Sebelumnya, seorang pengunjuk rasa di kota itu mengatakan polisi telah menembakkan meriam air saat mereka mengepung kerumunan.

“Mereka menggunakan meriam air untuk melawan pengunjuk rasa damai – mereka tidak boleh memperlakukan orang seperti itu,” kata Aye Aye Tint kepada Reuters, seperti dikutip Kantor Berita Buruh dari Sindonews, Minggu (28/2/2021).

Kerumunan besar pengunjuk rasa kemudian melonjak melalui jalan-jalan kota meneriakkan pembangkangan, sebuah tayangan video aktivis menunjukkan. Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada Reuters bahwa kerumunan itu menuntut pembebasan orang-orang yang ditahan oleh pasukan keamanan.

Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pihak berwenang menggunakan kekuatan minimal. Namun demikian, setidaknya tiga pengunjuk rasa telah tewas selama hari-hari kekacauan hingga Sabtu. Tentara mengatakan seorang polisi tewas dalam kekerasan sebelumnya.

BACA JUGA  Aksi Solidaritas, Korwil KSBSI Banten Instruksikan Ribuan Buruh Demo PT SGI

Di Yangon, kerumunan orang keluar untuk menyanyi dan bernyanyi. Mereka kemudian berpencar ke jalan-jalan kecil dan menyelinap ke gedung-gedung ketika polisi bergerak maju, menembakkan gas air mata, meledakkan granat setrum dan menembakkan senjata ke udara, kata saksi mata.

Beberapa pengunjuk rasa melemparkan barikade ke seberang jalan. Massa akhirnya menipis tetapi polisi di Yangon masih mengejar kelompok-kelompok itu dan melepaskan tembakan ke udara pada sore hari, kata saksi mata.

Banyak orang terlihat ditahan dan beberapa dipukuli sepanjang hari. Para aktivis yang ditangkap dan masuk dalam daftar buruan termasuk pemimpin serikat buruh.

Dilaporkan, dua puluh pemimpin serikat, mayoritas dari afiliasi IndustriALL IWFM, termasuk wakil presiden, berada dalam daftar buronan junta militer setelah secara damai memprotes hak-hak demokrasi mereka.

BACA JUGA  Mengerikan, Militer Myanmar Ancam Bumi Hangus Rumah Penduduk

Selain aktivis buruh dan mahasiswa, politisi menjadi sasaran utama Junta Militer. Adegan serupa terjadi di kota kedua Mandalay dan kota-kota lain dari utara ke selatan, kata saksi dan media.

Di antara mereka yang ditahan di Mandalay adalah Win Mya Mya, salah satu dari dua anggota parlemen Muslim untuk NLD, kata media.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan sejumlah pemimpin partainya. Militer Myanmar menuduh adanya kecurangan dalam pemilu pada November lalu yang dimenangkan partai Aung San Suu Kyi secara telak.

Kudeta tersebut telah membawa ratusan ribu pengunjuk rasa ke jalan-jalan dan menuai kecaman dari negara-negara Barat, dengan beberapa menjatuhkan sanksi terbatas. (*/REDKBB)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :