spot_img
spot_img
spot_img
BerandaInternasionalAsia PasifikPerusahaan Otomotif Terbesar Iran Diguncang Mogok Massal
Sabtu, Mei 4, 2024

Perusahaan Otomotif Terbesar Iran Diguncang Mogok Massal

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, TEHERAN – Kabar buruk menerpa perusahaan otomotif terkemuka di Iran, IKCO (Iran Khodro Company) atau biasa disebut Iran Kodro. Perusahaan ini merupakan pabrikan mobil nasional Iran yang terbesar, didirikan oleh keluarga Khayami pada Agustus 1962.

Selain membuat mobil nasional Iran dengan merek ‘Iran Khodro’, mereka juga bekerja sama dengan Peugeot, Renault, Mercedez-Benz dan Suzuki serta sejumlah perusahaan otomotif terkemuka lainnya.

Namun, Pandemi covid-19 dan keuangan yang memburuk menjadi alasan bagi perusahaan otomotif terbesar di Timur Tengah ini untuk tidak membayarkan gaji dan tunjangan bagi buruh mereka.

Mogok Massal

Buruh pun mogok bekerja. Tindakan itu diambil sebagai protes atas gaji yang tidak dibayarkan.

Mengutip situs IndustriALL Global Union, disebutkan, ada masalah di perusahaan, dan tuduhan korupsi, untuk beberapa waktu, serta laporan dari September dan Oktober tahun lalu tentang perusahaan yang gagal membayar upah dan kontribusi buruh untuk jaminan sosial.

BACA JUGA  Pernyataan Keras IndustriALL Global Union tentang Percobaan Kudeta di AS

Hal ini mengakibatkan sebagian pekerja mencapai usia pensiun tetapi harus tetap bekerja, karena sistem jaminan sosial menolak membayar pensiunnya sampai kekurangan iuran ditebus.

Iran Khodro memiliki enam lokasi pabrik di Iran, dengan pabrik Tabriz berkapasitas 120.000 kendaraan per tahun.

Perusahaan otomotif multinasional, yang juga memiliki pabrik di Azerbaijan, Belarus, Senegal, Suriah, dan Venezuela, menyalahkan pandemi Covid-19 sebagai penyebab masalah pembayaran.

Buruh di Tabriz yang marah memulai aksi pemogokan massal pada 30 Januari. Akibatnya, beberapa buruh dilaporkan dipecat.

Afiliasi IndustriALL Global Union, Union of Metalworkers and Machinists of Iran (UMMI) melaporkan bahwa kondisi di pabrik industri merupakan bencana besar di seluruh Iran karena dampak ekonomi dari pandemi tersebut ditambahkan ke konsekuensi berkelanjutan dari sanksi AS.

BACA JUGA  Soal Relokasi Kawasan JIEP, Ketua DPC FKUI Jakbar Ingatkan Pemerintah: Pikirkan Nasib Buruh!

Pabrik mobil besar dan pemasoknya terpengaruh, dan banyak perusahaan gagal membayar upah dan memberikan kontribusi jaminan sosial. Ini membuat buruh tidak dapat menerima tunjangan atau menerima perawatan kesehatan.

Kondisi yang memburuk membuat para buruh bangkit melawan kondisi kehidupan dan kerja yang tidak mungkin.

Bahkan protes di ladang minyak dan gas South Pars telah berlangsung sejak Agustus tahun lalu, dengan meningkatnya jumlah perselisihan pekerja yang menginginkan kondisi yang layak dan dipekerjakan secara langsung, daripada melalui perantara tenaga kerja.

Ada juga protes oleh pensiunan di seluruh negeri karena rendahnya tingkat pensiun yang membuat pensiunan pekerja dalam kemiskinan setelah masa kerja seumur hidup.

BACA JUGA  Ada 122 Kabupaten-Kota Terapkan PPKM Darurat, Cek Rinciannya

Tingkat kemiskinan saat ini empat kali lipat dari rata-rata pensiun. Pensiunan anggota UMMI aktif mengorganisir aksi unjuk rasa.

Asisten sekretaris jenderal IndustriALL Kemal Özkan mengatakan, Pemerintah Iran telah gagal dalam tanggung jawab kepada warganya.

“Ini telah memungkinkan perusahaan untuk menyalahgunakan pekerja, dan meninggalkan sistem jaminan sosial dengan kekurangan yang mengerikan pada saat paling dibutuhkan, selama pandemi global.” kata Kemal Ozkan yang dinukil industriall-union.org, Kamis (11/2/2021).

Menurutnya, Pekerja Iran bangkit untuk membela diri. Mereka benar untuk melakukannya, dan berani untuk melawan rezim yang represif dan perusahaan yang gagal memenuhi tanggung jawab mereka.

“Iran perlu mengakui serikat pekerja independen sehingga pekerja dan pensiunan negara itu dapat memenangkan keadilan.” tandasnya. (*/RedKBB)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :