Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Indonesia sudah merasakan langsung dampak perubahan iklim yang dari waktu ke waktu terus memperburuk lingkungan. Salah satu dampak paling signifikan adalah memburuknya kondisi laut. Terutama pada banyaknya bencana hidrometeorologi, baik di Indonesia maupun negara lain.
Peneliti Klimatologi dan Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Intan Suci Nurhati mengupas persoalan tersebut dalam acara webinar ‘Darurat Bencana Hidrometeorologi: Komitmen Implementasi Kebijakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim’ seperti dikutip Antara, Sabtu (11/2/2023).
Intan mengatakan bahwa perubahan iklim yang semakin intens akan berakibat pada penyerapan karbon di laut dan hutan menjadi kurang maksimal. Menurut dia, banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa kondisi laut saat ini memburuk.
“Kondisi itu memengaruhi situasi cuaca di darat yang mengakibatkan sering-nya terjadi bencana hidrometeorologi,” ujar penulis utama Laporan Penilaian Keenam IPCC (Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim) itu.
Dalam Laporan IPCC diungkapkan bahwa anomali hidrometeorologi yang terjadi di darat juga dipengaruhi dari fenomena dinamika laut. Intan pun mencontohkan gelombang panas laut yang berimplikasi pada menghangatnya permukaan air laut.
“Kondisi ini menimbulkan kerusakan organisme laut dan ekosistem darat,” ujar Intan.
Sementara itu, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari mengatakan, secara umum potensi bencana dapat dicegah atau risikonya dikurangi apabila kondisi lingkungan terjaga dengan baik.
Oleh karena itu, dia mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat meningkatkan kewaspadaan akan potensi cuaca dan iklim ekstrem. Caranya adalah terus mencari informasi yang relevan serta melakukan penataan lingkungan dengan lebih baik untuk mencegah terjadinya bencana.
[*/ADM/REDKBB]