spot_img
spot_img
spot_img
BerandaInternasionalAsia PasifikFilipina Negara Paling Berbahaya Bagi Serikat Buruh
Jumat, Mei 3, 2024

Filipina Negara Paling Berbahaya Bagi Serikat Buruh

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, MANILA – Filipina menjadi salah satu negara paling berbahaya untuk pengurus serikat buruh. Dengan tingkat pembunuhan terparah sejak negara itu dipimpin Rodrigo Duterte selama 1 dekade.

Pembunuhan terhadap pemimpin serikat buruh dialami oleh Dandy Miguel, berusia 35, tewas pada 28 Maret di kota Calamba. Dia dibunuh setelah membawa kasus pembunuhan di luar hukum ke Komisi Hak Asasi Manusia.

Kematiannya menambah lebih dari 50 anggota serikat buruh yang telah terbunuh sejak Duterte berkuasa pada 2016. Secara brutal, Dandy Miguel ditembak delapan kali oleh pembunuh tak dikenal saat mengendarai sepeda motor pulang dari tempat kerjanya.

Tepat sebelumnya, Miguel telah mengajukan pengaduan ke Komisi Hak Asasi Manusia, mengkritik pembunuhan di luar hukum terhadap sembilan buruh dan aktivis LSM pada 7 Maret, juga disebut Minggu Berdarah, di Calabarzon.

BACA JUGA  Situasi Makin Mengerikan di Ukraina

Minggu Berdarah terjadi setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte secara terbuka meminta pasukan keamanan untuk menembak mati komunis jika mereka membawa senjata. Tapi semua korban adalah aktivis hak tak bersenjata dan pengorganisasi komunitas yang terikat pada organisasi hukum.

“Para pembunuh Miguel harus ditangkap dan segera diadili. Keluarga Miguel dan korban lainnya harus berhak atas pemulihan dan reparasi negara,” kata sekretaris jenderal IndustriALL Valter Sanches yang dikutip Kantor Berita Buruh dari Industriall-union.org, Kamis (1/4/2021).

“IndustriALL bergabung dengan seruan Komisi Hak Asasi Manusia bahwa semua tindakan keras terhadap pembela hak asasi manusia, seperti penangkapan ilegal, pelecehan dan penandaan teroris terhadap serikat pekerja di negara ini, harus diakhiri.”

BACA JUGA  Keji, PRT Filipina Dibunuh Secara Brutal di Kuwait, Diperkosa dan Dibakar

Tahun lalu, Dewan Persatuan Global menggelar hari aksi global melawan pembunuhan di luar hukum dan penandaan merah terhadap serikat pekerja di Filipina. Pemerintah Filipina belum menanggapi.

Miguel adalah presiden Fuji Electric Philippines Union dan wakil ketua Pamantik-KMU, berafiliasi dengan IndustriALL melalui MWAP.

Juru bicara MWAP Julius Carandang, mengatakan, pihaknya dengan keras mengutuk pembunuhan Miguel, yang memperjuangkan hak-hak pekerja di provinsi tersebut. Pembunuhannya adalah bukti lebih lanjut dari budaya impunitas yang meluas dan iklim yang tidak bersahabat untuk serikat buruh independen di negara tersebut.

“Undang-undang anti-terorisme, satuan tugas nasional untuk mengakhiri konflik komunis lokal telah memungkinkan militer, polisi dan pengikutnya untuk melabeli serikat pekerja dan aktivis tidak bersenjata sebagai teroris. Kami bergabung dengan serikat pekerja di negara ini untuk melawan kekerasan dan pelanggaran hukum.” tandasnya.

BACA JUGA  Pekerja Caterpillar Raksasa Mesin AS Mogok Massal di Irlandia Utara

Misi tingkat tinggi ILO tentang pembunuhan anggota serikat pekerja masih tertunda karena pandemi Covid-19. (*/REDKBB)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :