spot_img
spot_img
spot_img
BerandaBerita UtamaAviation Safety Network: Industri Penerbangan Indonesia Paling Mematikan di Dunia
Sabtu, April 20, 2024

Aviation Safety Network: Industri Penerbangan Indonesia Paling Mematikan di Dunia

spot_imgspot_img

Kantorberitaburuh.com, JAKARTA – Insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu disorot banyak pihak termasuk media-media luar negeri.

Pesawat nahas yang membawa 62 orang itu dipastikan jatuh dan meledak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Seperti dilansir Reuters yanag dikutip Kantor Berita Buruh dari detikFinance disebutkan, sudah ada 697 korban kematian di industri penerbangan Indonesia dalam satu dekade terakhir, termasuk pesawat militer dan pribadi.

Menurut database Aviation Safety Network, jumlah korban jiwa ini membuat industri penerbangan Indonesia jadi yang paling mematikan di dunia, di atas Rusia, Iran, dan Pakistan.

Kecelakaan Sriwijaya Air Boeing Co 737-500 menyusul hilangnya Lion Air 737 MAX pada Oktober 2018 dan jatuhnya AirAsia Indonesia Airbus SE A320 pada Desember 2014.

BACA JUGA  Keamanan Makin Brutal, Seorang Wanita Ditembak Mati di Myanmar

Kecelakaan Lion Air, yang menewaskan 189 orang, merupakan kejadian luar biasa karena mengungkapkan masalah mendasar dengan model pesawat dan memicu krisis keselamatan di seluruh dunia untuk pesawat Boeing.

Indonesia sebagai negara kepulauan, sangat bergantung pada perjalanan udara dan masalah keselamatannya menjadi tantangan yang dihadapi oleh maskapai yang relatif baru. Terutama saat maskapai tersebut mencoba untuk mengimbangi permintaan yang tak terbendung untuk perjalanan udara di negara-negara berkembang.

Dari 2007 hingga 2018, Uni Eropa bahkan memasukkan maskapai penerbangan Indonesia ke dalam daftar hitam menyusul serangkaian kecelakaan dan laporan pengawasan dan pemeliharaan yang memburuk.

Amerika Serikat menurunkan evaluasi keselamatan Indonesia ke Kategori 2, yang berarti sistem peraturannya tidak memadai di antara tahun 2007 dan 2016.

BACA JUGA  Kesaksian Nelayan Jatuhnya Sriwijaya Air: Ada Ledakan Seperti Petir

“Kecelakaan hari Sabtu tidak ada hubungannya dengan (pesawat Boeing) MAX, tetapi Boeing sebaiknya memandu Indonesia untuk memulihkan kepercayaan pada industri penerbangannya,” kata kepala konsultan penerbangan yang berbasis di Malaysia Endau Analytics Shukor Yusof.

Pihak berwenang menemukan perekam data penerbangan pesawat Sriwijaya Air dan perekam suara kokpit pada Minggu kemarin, tetapi para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan faktor-faktor yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat yang berusia hampir 27 tahun itu.

Pesawat Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, kemudian pesawat naik ke ketinggian 10.900 kaki dalam waktu empat menit tetapi kemudian mulai menukik tajam dan berhenti mengirimkan data 21 detik kemudian.

“Ada banyak suara yang dibuat tentang kecepatan penurunan terakhirnya. Ini indikasi dari apa yang terjadi, tapi kenapa itu terjadi masih perkiraan. Ada banyak cara agar Anda bisa menurunkan pesawat dengan kecepatan itu,” kata pakar investigasi kecelakaan udara yang berbasis di Australia Geoff Dell.

BACA JUGA  Laris Manis, Baykar Makina Rayakan Unit Ke-500 Drone Kombatan Bayraktar TB2

Dia mengatakan penyelidik akan melihat faktor-faktor termasuk kegagalan mekanis, tindakan pilot, catatan perawatan, kondisi cuaca, serta apakah ada gangguan yang melanggar hukum dengan pesawat.

Sementara itu, Kepala eksekutif Sriwijaya Air mengatakan pada hari Sabtu bahwa pesawat yang jatuh dalam kondisi baik. Seperti maskapai lainnya, Sriwijaya telah memangkas jadwal penerbangannya selama pandemi COVID-19, yang menurut para ahli akan diperiksa sebagai bagian dari penyelidikan. (*/RedKBB-Media KSBSI)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Must Read
Terbaru
- Advertisement -spot_imgspot_img
Baca Juga :